Kamis, 18 Agustus 2022

Cycle Count Gudang: Pengertian, Metode, Fakta & Kelebihan

Pergudangan tidak terlepas dari dunia bisnis, karena sebagian besar perusahaan membutuhkan gudang sebagai tempat penyimpanan produknya. Dalam pergudangan terdapat istilah Cycle Count Gudang yang merupakan sebuah teknik perhitungan actual stock.

Teknik perhitungan ini sangat melekat dengan gudang dan stock, bahkan menjadi salah satu proses penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. 
Biasanya, perusahaan akan menerapkan Cycle Count dalam beberapa periode waktu, misalnya saja harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.

Tujuan dari penerapan Cycle Count tentu saja adalah untuk memantau akurasi barang yang terdapat di dalam gudang penyimpanan. 
Jika hanya membaca sekilas tentang Cycle Count, akan sulit bagi kamu untuk memahaminya, sehingga simak ulasan berikut ini secara lengkap.

Apa Itu Cycle Count Gudang?
Cycle Count Gudang adalah sebuah teknik yang dilakukan dalam manajemen gudang, yakni dengan cara melakukan perbandingan antara stok secara aktual dan stok di data secara periodik. 
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwasannya Cycle Count merupakan hal penting dalam perusahaan.

Tujuan dari teknik perhitungan ini tidak hanya sebatas mengetahui stok, melainkan juga untuk mengetahui beberapa hal penting lainnya. Misalnya seperti mengetahui material yang shortage, keperluan procurement (perencanaan pengadaan barang), dan keperluan produksi atau penggunaan.

Selain itu, dengan menerapkan teknik perhitungan ini, kamu juga bisa mengetahui banyaknya aset perusahaan yang disimpan di dalam gudang dalam bentuk inventory, bahkan inakurasi gudang bisa diketahui pula dengan cara ini.

Perbedaan Cycle Count dan Physical Inventory

Tidak sedikit pebisnis menyatakan bahwa Cycle Count merupakan hal yang sama dengan Physical Inventory, padahal secara umum keduanya adalah hal yang berbeda. Lantas, dimana letak perbedaannya? simak informasi berikut:

1. Pembekuan Persediaan
Jika menggunakan Cycle Count, kamu tidak perlu pembekuan inventaris gudang, namun jika menggunakan Physical Inventory maka dibutuhkan pembekuan persediaan gudang.

2. Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam Cycle Count adalah ketika perusahaan bisa memutuskan perhitungan persediaan harus dilakukan, sedangkan dalam Physical Inventory fleksibilitas sangat terbatas. Hal tersebut dikarenakan perhitungan hanya dapat dilakukan dengan satu cara saja.

3. Kompleksitas Dan Waktu
Dari segi kompleksitas dan waktu, Physical Inventory memiliki waktu yang terbatas dan tingkat kerumitan tinggi, namun hal tersebut tidak akan ditemukan jika menggunakan Cycle Count karena dapat diselesaikan dengan waktu terbatas dan tidak rumiti.

4. Kesesuaian
Jika dilihat dari segi kesesuaian, Cycle Count sangat cocok apabila digunakan oleh perusahaan dengan persediaan produk banyak. Sementara itu, jika perusahaan kamu memiliki jumlah persediaan sedikit, maka lebih baik menggunakan Physical Inventory.

Ketika dipraktekkan, tentu saja kamu wajib mengetahui fakta terkait teknik perhitungan persediaan gudang Cycle Count. Dengan mengetahui fakta tersebut, maka pemahaman tentang teknik perhitungan ini akan semakin bertambah. Nah, fakta-fakta yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Cycle Counting Ini Berkesinambungan
Cycle Counting Gudang merupakan kegiatan yang sangat berkesinambungan, karena teknik ini melibatkan kegiatan dalam menempatkan barang ke sebuah siklus dan akan dihitung secara berkala. Ketika dalam suatu siklus sudah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka siklus baru akan tiba.

Hal tersebut akan terus menerus terjadi, sehingga teknik perhitungan stok dalam gudang ini dapat dikatakan sebagai kegiatan yang berkesinambungan.

2. Cycle Count Gudang Dapat Dijadikan Sebagai Target KPI
Tidak sedikit perusahaan yang mengalami permasalahan dan kesalahan paling sering terjadi adalah adanya selisih data pada inventory. Nah, disinilah peran dari Cycle Count, karena bisa mengatasi permasalahan tersebut.

Pasalnya, Cycle Counting Gudang akan menggunakan metode memecah barang atau produk ke dalam kelompok. Pemecahan tersebut disesuaikan dengan nilai serta prioritas masing-masing barang atau produk secara keseluruhan.

Dengan begitu, produk atau barang dengan harga / nilai tinggi sudah pasti akan dihitung sesering mungkin dalam sebuah siklus, dan begitupun sebaliknya.

Metode Cycle Counting Gudang
Dalam Cycle Counting Gudang, terdapat setidaknya tiga metode perhitungan yang biasanya digunakan dalam menghitung stok persediaan. Apa saja metodenya? Kamu bisa menemukannya pada informasi di bawah ini:

1. Metode Para ABC
Metode yang pertama adalah metode para ABC, yakni metode dengan mengelompokkan produk atau barang ke dalam beberapa kelompok dengan label A, B, dan juga C. Label A akan diisi dengan barang prioritas tinggi, sehingga akan dihitung lebih sering alias terus-menerus.

Sedangkan barang dengan label B merupakan barang umum yang akan dihitung setidaknya 3 atau 4 kali selama cycle counting. Label C merupakan label yang termasuk ke dalam kategori idle, usang, atau dengan prioritas rendah, sehingga perhitungannya akan lebih sedikit dari label sebelumnya.

2. Metode Contoh Acak
Metode contoh acak merupakan metode dalam Cycle Count dengan cara memilih produk secara acak setiap harinya. Hal tersebut bertujuan untuk menetapkan barang-barang yang perlu dihitung lebih dulu, dan apabila sudah terhitung semua maka daftar barang akan di refresh dan kembali dihitung.

Nah, setelah daftar barang di refresh kembali, maka proses perhitungan akan kembali dimulai dari awal dan hal tersebut akan terus-menerus dilakukan.

3. Grup Kontrol
Metode grup kontrol adalah metode Cycle Count yang bergantung pada jumlah grup control dengan langkah penerapan mulai dari menetapkan grup kontrol, kemudian menetapkan periode perhitungan, menetapkan berapa cyle, jadwal counting, kegiatan counting, serta identifikasi kesalahan dan juga analisa.

Kelebihan dan Kekurangan Cycle Counting Gudang
Meskipun digadang-gadang sebagai salah satu cara perhitungan terbaik, namun Cycle Count Gudang masih memiliki kekurangan di sela-sela kelebihannya. Kelebihan dan kekurangan dari metode ini perlu diketahui, sehingga ketika pengaplikasiannya kamu bisa lebih waspada.

Kira-kira apa saja yang menjadi sisi kekurangan serta kelebihan Cycle Counting Gudang? Berikut ini ulasan lengkapnya:

Teknik perhitungan yang memiliki lebih sedikit kerumitan apabila dibandingkan dengan teknik perhitungan lainnya.
Teknik perhitungan ini dapat mengurangi adanya gangguan dalam operasi di dalam gudang.
Teknik Cycle Counting Gudang dapat memilih nominal yang lebih murah, bahkan lebih murah apabila dibandingkan dengan perhitungan fisik persediaan.
Cycle Counting Gudang merupakan teknik terbaik, namun dalam menyimpulkan nilai benar pada akhir buku tahunan cukup sulit. Hal tersebut dikarenakan seluruh catatan persediaan barang di dalam gudang tidak diperbarui di waktu yang sama.

Jumat, 24 Juni 2022

FIFO (First In, First Out), LIFO (Last In, First Out), dan WAC (Weighted Average Cost).


Metode penilaian persediaan merupakan salah satu metode yang digunakan perusahaan dalam persediaan stok sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. 

Terdapat tiga jenis metode penilaian persediaan: FIFO (First In, First Out), LIFO (Last In, First Out), dan WAC (Weighted Average Cost).


1. Metode FIFO

FIFO (First in First Out) merupakan metode yang digunakan untuk menjual tergantung dari kapan produk tersebut tiba di gudang pemilik usaha. Singkatnya, metode ini memilih untuk menjual produk-produk yang datang terlebih dahulu. 

Oleh karena itu, tidak semua jenis usaha cocok dengan menggunakan metode ini untuk usaha mereka. Lantas, usaha apa yang paling cocok dengan FIFO?

Usaha yang cocok menggunakan Metode FIFO adalah Rumah Makan ataupun Supermarket yang biasanya menjual produk-produk dengan masa waktu penggunaan tertentu. 

Dengan menggunakan FIFO, pemilik usaha akan menyesuaikan penjualan mereka sesuai dengan produk yang paling mendekati masa expire-nya. Dengan begitu, mereka tidak akan merasa merugi karena produknya rusak ataupun basi.


2. Metode LIFO

LIFO (Last in First out) merupakan metode persediaan yang berbanding terbalik dibandingkan dengan FIFO (First in First Out). Sebab, LIFO lebih akan menjual produk yang baru masuk ke dalam stok dari pada produk lama apabila produk tersebut sedang dicari oleh para pelanggan. Dengan begitu, pemilik usaha bisa mendapatkan omzet yang lebih besar dengan menaikkan Harga Pokok Penjualannya.

Contoh jenis usaha yang menggunakan Metode LIFO adalah pengusaha ritel baju. Ketika sedang tren film Marvel Black Panther, penjualan baju muslim koko meningkat sangat pesat. Akibatnya, banyak pemilik usaha yang menaikkan harga jual baju tersebut sehingga bisa mendapatkan omzet yang lebih besar. Jika permintaan pasar kembali stabil, mereka akan sedikit ‘mengatrol’ harga tersebut.


3. Metode Average

Terakhir, ada Metode Rata-rata (Average) yang digunakan untuk mencari tahu harga jual dari sebuah produk sesuai dengan harga beli produk. Caranya adalah dengan menggunakan perhitungan biaya rata-rata per unit. Lebih lengkapnya, silakan gunakan formula yang tertera di bawah ini:

Average: Harga Total Persediaan/ Harga Unit

Misalnya, kamu membeli produk A sebanyak dua kali di jenjang waktu yang berbeda. Harga keduanya berbeda karena kamu memesan dari pemasok yang berbeda. Agar harga jual sama, kamu harus menjumlahkan semua produk tersebut kemudian cari harga rata-ratanya sesuai dengan formula yang ada di atas.

Rabu, 15 Juni 2022

Staff Warehouse

Staff Warehouse adalah pekerjaan terkait pergudangan yang berperan penting dalam mengatur dan memastikan bahwa pendistribusian dapat berjalan lancar serta stock bahan baku masih dapat memenuhi target produksi. Dengan demikian, kedudukannya sangat berpengaruh pada supply chain perusahaan.

Staff Warehouse

Karyawan gudang atau staff warehouse adalah pekerja yang bertanggung jawab dalam menjaga kelancaran distribusi serta penataan barang di dalam gedung penyimpanan bahan baku dan produk perusahaan. Selain itu, mereka bertugas menempatkan barang sesuai dengan daftar, data, sekaligus memastikan stock opname berjalan sebagaimana mestinya.

Menurut definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa staff warehouse adalah bagian dari divisi logistik karena mengurusi persediaan, penataan, mencatat stok, memastikan tidak ada produk kadaluarsa, bahkan hingga membuat laporan tiap kali melakukan stock opname.

Selain itu, mereka juga memiliki tanggung jawab dalam pendistribusian mulai dari persiapan hingga melepas barang ke tangan distributor. Mengingat betapa kompleksnya tugas tersebut, maka jika ingin bekerja sebagai  staff warehouse  artinya Anda harus memiliki ketelitian tinggi, kekuatan fisik, dan kemauan bekerja keras.

Tugas Warehouse Staff

  1. Menata Barang Sesuai Ketentuan
    Jobdesk paling umum bagi seorang warehouse staff adalah melakukan penataan barang agar teratur sesuai tanggal diterima, ketahanan, kondisi, serta kategori lain berdasarkan karakteristiknya. Dengan demikian, jika perusahaan akan mendistribusikan produknya, proses pemindahan dari gudang dapat berjalan lancar, efektif, serta efisien.

  2. Melakukan Pendataan
    Selanjutnya, tugas warehouse staff yakni mendata jumlah keluar masuknya barang. Mereka bertanggung jawab atas kesesuaian data dalam laporan dengan kenyataan di lapangan. Selanjutnya, kondisi benda juga perlu dirinci agar bisa tersortir mana saja yang sesuai kriteria perusahaan.

  3. Pemindahan Barang Saat Distribusi
    Tugas lain seorang warehouse staff adalah memantau perpindahan barang selama proses distribusi, baik keluar maupun masuk gudang. Pekerjaan ini lalu diteruskan dengan mencatat, memindahkan, dan menatanya sesuai kelompok yang sudah ditentukan.

  4. Koordinasi Tim
    Menjaga kekompakan dan menyatukan pemahaman terkait penataan, pencatatan, dan pengelompokan adalah hal yang penting bagi warehouse staff. Semua anggota tim wajib memahami alur sekaligus prosedur keluar masuknya barang. Dengan begitu, pengelolaan gudang dapat berjalan lancar.

  5. Memastikan Data Produk yang Akan Dikirim
    Sebelum distribusi dimulai, kewajiban warehouse staff adalah mendata sekaligus memastikan produk yang akan dikirim telah sesuai dengan permintaan para distributor. Selain itu, mereka wajib memantau perputaran roda distribusi dan membuat laporan sesuai realita lapangan.

  6. Mematuhi Prosedur
    Seorang warehouse staff juga harus mematuhi prosedur dan SOP yang telah ditentukan perusahaan terkait pengadaan barang, distribusi, serta pengelolaan gudang. Hal ini dimaksudkan supaya terjadi keselarasan kerja antara tim dengan pengusaha.

  7. Pemeliharaan Barang Secara Preventif
    Salah satu kegiatan yang menjadi tugas warehouse staff adalah pemeriksaan dan pemeliharaan barang dalam gudang agar kualitasnya tetap terjaga. Selain itu, mereka juga wajib melakukan penyortiran kelayakan produk sesuai SOP perusahaan sehingga proses distribusi tidak akan terhambat.

Syarat wajib dari Staff Warehouse

  1. Mengerti Mekanisme Supply Chain
    Supply chain adalah serangkain proses suatu produk sejak diproduksi hingga sampai ke tangan konsumen. Alasan mengapa warehouse staff perlu memahaminya adalah karena pekerjaan mereka berhubungan dengan proses distribusi, yakni penyaluran barang ke tangan pembeli.

  2. Mampu Melakukan Administrasi Gudang
    Syarat mutlak untuk menjadi seorang warehouse staff adalah wajib memahami serta mampu melakukan sederet kegiatan administrasi gudang yang meliputi pencatatan barang masuk dan keluar, klasifikasi sesuai SOP, serta dokumentasi.

  3. Memiliki Fisik yang Kuat
    Sebagaimana telah dijabarkan di atas, warehouse staff adalah pekerjaan yang cukup berat, maka Anda harus memiliki fisik kuat untuk mengangkut barang dan keliling gudang dalam waktu lama.

  4. Memahami Matematika Dasar
    Penting bagi seorang warehouse staff untuk memahami matematika dasar karena mereka akan sering bertugas menghitung stok, melakukan pencatatan, serta membuat laporan persediaan.

  5. Teliti, Dapat Bekerja Sama, dan Berkomunikasi dengan Baik
    Seorang warehouse staff harus selalu fokus dengan peredaran barang dalam gudang. Oleh karena itu ketelitian adalah hal yang penting. Selain itu, kemampuan bekerja secara tim dan komunikasi juga menjadi modal utama agar koordinasi tim berjalan lancar.

Jumat, 22 April 2022

Apa Itu Service Level Agreement (Sla) ?

Service Level Agreement (SLA) merupakan bagian integral dari kontrak vendor mana pun. Selain mencantumkan ekspektasi kualitas dan jenis layanan, SLA menawarkan perbaikan ketika satu pihak gagal memenuhi semua persyaratan yang disebutkan. 

Namun, tidak semua orang memahami apa itu SLA atau mengapa itu penting?

SLA adalah kontrak atau kesepakatan antara perusahaan dan penyedia layanannya yang menyatakan secara rinci harapan dan kewajiban hubungan tersebut. Ada beberapa keuntungan bekerja sama dengan penyedia layanan, tetapi untuk mendapatkan hasil maksimal dari jenis kemitraan ini, SLA harus diterapkan. SLA bertindak sebagai blueprint layanan yang disediakan vendor dan dapat melindungi aset dan reputasi perusahaan Anda. Meskipun SLA telah ada untuk beberapa waktu, mereka menjadi lebih populer sekitar 10 tahun yang lalu ketika outsourcing mulai mendominasi industri TI.

Menetapkan Standar

Di masa lalu, ketika pelanggan memberikan tanggung jawab khusus kepada penyedia layanan TI, mereka ingin mempertahankan kendali penuh atas kualitas layanan dan memastikan pengeluaran yang tepat. Oleh karena itu, mereka memerlukan indikator dan metrik tertentu untuk dipertahankan, seperti waktu aktif server aplikasi / layanan web, waktu penyelesaian masalah, dan waktu respons customer services. Seiring waktu, SLA diadopsi sebagai standar industri untuk dokumentasi dan audit yang memadai dari standar yang telah disepakati ini.

Komponen SLA (Service Level Agreement)

Meskipun tidak semua SLA identik, sebagian besar terdiri dari bagian serupa yang mencakup semua area hubungan client / mitra:

  • Services

Bagian ini mencakup manfaat yang diberikan vendor. Misalnya, penyedia internet memberi pengguna akses ke ketersediaan internet dan layanan terhubung lainnya. Bagian layanan berisi spesifik dari semua layanan yang disediakan, kondisi ketersediaan layanan, tanggung jawab masing-masing pihak, prosedur eskalasi, standar (seperti jendela waktu untuk setiap tingkat layanan), dan pengorbanan biaya / layanan.

  • Measurement

Bagian pengukuran digunakan untuk metrik yang mengukur komitmen layanan. Bagian pengukuran biasanya memiliki catatan yang menyoroti indikator kinerja utama, standar khusus, dan metode untuk mengukur kinerja, frekuensi, dan detail pelaporan.

  • Intervals

Semua SLA harus memiliki bagian yang menguraikan lamanya waktu perjanjian diberlakukan dan interval di mana kontrak diaudit dan dinegosiasikan ulang.

  • Obligations

Beberapa SLA memiliki kewajiban yang harus dipenuhi vendor dan pelanggan selama jangka waktu SLA agar perjanjian dapat diberlakukan. Ketika kewajiban ini tidak dipenuhi karena alasan apa pun, biasanya pelanggaran SLA akan diklaim, memungkinkan pelanggan untuk menggunakan hak mereka untuk menerima biaya penalti dari vendor.

  • Penalties

Bagian hukuman menguraikan konsekuensi jika gagal mematuhi komponen kewajiban SLA.

Manfaat SLA (Service Level Agreement)

Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat disediakan SLA untuk hubungan penyedia layanan baru dan berkelanjutan.

  • Mereka menetapkan pedoman yang jelas. SLA penting untuk memastikan kedua belah pihak berada di halaman yang sama dalam hal standar dan layanan. Dengan membuat perjanjian tingkat layanan, vendor dan client memiliki metode yang terdokumentasi dengan jelas untuk bekerja melalui harapan bersama mereka. Membuat pedoman yang jelas dan terukur diperlukan karena menurunkan kemungkinan mengecewakan client dan menawarkan bantuan kepada klien jika kewajiban tidak dipenuhi. SLA menyediakan jalan lain untuk kewajiban yang terlewat. Jika vendor gagal memenuhi kewajibannya, harus ada konsekuensi. Dalam SLA Anda, penalti dapat dan harus didefinisikan sebagai prosedur garis besar jika salah satu pihak gagal memenuhi standar kinerja. Hukuman moneter ini dapat membantu perusahaan Anda jika terjadi kerugian, dan juga melindungi kepentingan terbaik client dan vendor.
  • Ini memberi ketenangan pikiran kepada client. Mereka memiliki kontrak yang dapat mereka rujuk yang memungkinkan mereka untuk meminta pertanggungjawaban vendor mereka. Ini juga merinci jenis layanan yang akan mereka dapatkan. Jika kebutuhan tidak terpenuhi, mereka dapat mengurangi beberapa dampak dengan memberikan kompensasi uang melalui penyedia mereka. Bagi banyak perusahaan, ini adalah jaminan yang mereka butuhkan untuk memulai hubungan dengan mitra yang belum pernah mereka tangani sebelumnya.
  • SLA juga menciptakan peluang bisnis baru. Dalam banyak kasus, client akan meninggalkan vendor jika mereka merasa tidak mendapatkan perhatian pribadi yang cukup. Calon client sering kali mencari untuk memulai hubungan profesional baru karena mereka telah mengalami layanan buruk dari penyedia layanan lain dan sedang mencari mitra yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik. Akibatnya, memanfaatkan SLA bisnis dapat menjadi alat penjualan yang ampuh. Dengan mengatasi kesenjangan umum dalam perjanjian SLA dan menciptakan transparansi dalam hubungan, perusahaan jasa dapat dengan cepat mengatasi masalah umum client potensial dan secara jelas menguraikan bagaimana mereka akan memastikan standar layanan yang tinggi.

Memiliki SLA dapat saling menguntungkan bagi calon client yang mencari layanan dan penyedia terkelola. Dengan memahami apa yang harus dicari dalam perjanjian Anda dan menyusun harapan yang jelas di awal perjanjian client / mitra Anda, Anda dapat memastikan kepentingan terbaik perusahaan Anda selalu menjadi prioritas utama dan memaksimalkan nilai hubungan bisnis Anda.

Minggu, 17 April 2022

Analisis ABC



Analisis ABC (Activity Base Cost) adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory management) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi yang tinggi.

Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasikasi barang persediaan.

Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi kelas-kelas besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C, dan seterusnya secara berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu analisis ini dinamakan “Analisis ABC”. Umumnya kelas A memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang sangat tinggi.

Dalam hal ini, saya akan menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut (Sutarman, 2003, pp. 144–145):

  1. Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari  total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.
  2. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.
  3. Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang.

Besaran masing-masing kelas di atas akan membentuk suatu kurva sebagaimana terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.

 

kurva-abc

Gambar 1. Kurva Analisis ABC (Sumber: Kusnadi, 2009, p. 9)

Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis ABC adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.
  2. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.
  3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total nilai uang dari masing-masing tipe barang.
  4. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan urutan pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar.
  5. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.
  6. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.
  7. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase nilai uang barang.
  8. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat kepentingan masalah.

    Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih dahulu.

Apa Itu Storeman? Pengertian Tugas Dan Tanggung Jawab Storeman

Apa itu Storeman?   Menurut definisi dan pengertian yang dikeluarkan oleh oxforddictionary, Storeman adalah seorang pria yang bertanggung ja...